25 Desember 2013

PRIMATA INDONESIA

Keanekaragaman satwa yang hidup di hutan Indonesia sangat luar biasa. Tiga puluh enam jenis primata yang hidup di hutan-hutannya memiliki ciri dan ukuran yang bervariasi, mulai dari primata terkecil di dunia, yaitu Binatang Hantu (Tarsius pumilus) yang hidup di Sulawesi, hingga yang terbesar, yaitu Orangutan (Pongo pygmaeus dan Pongo abelli) yang masih tersisa di Kalimantan dan Sumatera. Hingga saat ini belum semua keragaman yang ada dalam bangsa primata diketahui dengan baik. Satu jenis primata dapat terdiri dari beberapa anak jenis yang memperlihatkan pola warna dan penyebaran yang berbeda. Misalnya, para ahli taksonomi mengenal ada beberapa jenis dan anak jenis binatang hantu. Namun, corak dan pola sebarannya yang rumit menyebabkan jenis dan anak jenis binatang hantu sulit dibedakan satu dengan lainnya. Di antara bangsa primata, keragaman paling besar ditemukan pada keluarga lutung. Satu jenis lutung kadang-kadang memiliki 5 atau lebih anak jenis, misalnya Kokah (Presbytis femoralis) dengan 8 anak jenis dan Simpai (Presbytis melalophos) yang terdiri dari 5 anak jenis. Keragaman tersebut terletak pada corak warna pada tubuhnya. Keragaman warna dan bentuk juga diperlihatkan primata endemik. Perbedaan bentuk antarjenis dapat dilihat pada beruk (marga Macaca). Di Sulawesi jenis monyet ini menunjukkan perubahan warna tubuh, mulai dari populasi di ujung utara yang berwarna gelap (M. nigra), sampai dengan populasi M. maura di ujung selatan pulau yang berwarna lebih cerah. Warna tubuh M. maura lebih mirip dengan saudaranya yanga ada di Kalimantan, yaitu beruk (M. nemestrina). Primata-primata yang tidak mengalami evolusi secara aktif, karena tidak ada persaingan dan pemangsa yang berarti, umumnya masih mempertahankan bentuk aslinya. Suara, warna rambut, morfologi tidak banyak mengalami perubahan. Jenis-jenis ini ada di Kepulauan Mentawai, yang terpisah dengan daratan Asia, lebih dari 500.000 tahun. Primata di sana diperkirakan masih mendekati nenek moyang sebagian bangsa primata. Misalnya Siamang Kerdil (Hylobates klossii), Lutung Mentawai (Presbytis potenziani), Monyet hidung pesek (Simias concolor) dan Beruk Mentawai (Macaca pagensis). Keluarga Owa (marga Hylobatidae), yang memiliki suara yang indah dan merdu, merupakan jenis primata yang memiliki cara hidup sangat unik. Owa umumnya membentuk keluarga melalui sistem kawin monogami. Keragaman marga inipun cukup tinggi, selain dapat dilihat dengan corak warna tubuh, juga dapat didengar melalui lengkingan suara yang mempunyai frekwensi dan lagu yang berlainan.

0 komentar:

AKU DAN SISWOYO

AKU DAN SISWOYO
Aku dan Sis tahun 1983, waktu pertama kali melakukan penelitian orangutan, Dia meninggal saat melahirkan anak, terlulu sering melahirkan. Biasanya orangutan, jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lain 5-7 tahun. Tapi Sis kurang dari 4 tahun. Maklum setiap harii di Camp, badan subur dan jantanpun sering menaksirnya. Saat melahirkan ari-arinya ketinggalan, terinfeksi setelah ditemukan sudah koma. Siswoyo punya anak 3, Siswi, Simon dan Sugarjito.