19 Mei 2012

ORANGUTAN MEMPERKOSA?

Istilah perkosaan, tidak hanya ada dalam kamus bahasa manusia. Arti kata ini lebih kurangnya adalah merebut atau meminta secara paksa. Salah satu cirinya akan menunjukkan penolakkan atau perlawanan sekuat mungkin. Kalau sudah kehabisan tenaga, biasanya si korban hanya bisa berteriak jika masih mampu, kalau tidak hanyalah pasrah. Dengan ciri tersebut kita bisa menduga, bahwa perkawinan secara paksa yang dilakukan pada orangutan dapat dikatakan pemerkosaan. Memang kata perkosaan, hanya ada pada manusia, kita menduga kalau hal itu terjadi pada manusia, kita akan menggunakan istilah perkosaan atau pemaksaan. Khusus pada orangutan, memang hal seperti di atas sering terjadi. Dari perlakuan tersebut kita bisa menyimpulkan kejadian itu terjadi pada hewan jantan dan betina. Sebab sering terjadi jantan dewasa yang lebih tua atau perkasa mengejar jantan-jantan muda atau lemah. Jantan tersebut menyerang dan melukai individu lain. Akan tetapi pada perkosaan si jantan jarang sekali melukai betina, dia hanya menginginkan kepuasaan saja. Pelaku `pemerkosaan` kebanyakan dilakukan oleh jantan-jantan remaja terhadap betina remaja atau betina muda yang telah mempunyai anak. Jantan dewasa jarang melakukannya, sebab jantan dewasa tidak mau mendekati betina yang masih menggendong anak atau dalam keadaan hamil. Biasanya jantan ini lebih dahulu mencium kemaluan betina sebelum melakukan perkawinan. Masih santun. Akan tetapi, pernah sekali kejadian jantan dewasa memperkosa betina yang sedang hamil tua. Kejam juga. Jantan dewasa yang bernama `CURLY` ini merupakan jantan liar yang sering datang ke kamp, di mana banyak orangutan betina. Beberapa betina yang ada di kamp, rupanya belum ada yang datang birahinya. Ada yang masih remaja, ada yang mempunyai anak kecil, dan ada pula yang sedang hamil tua. Kalau belum waktu kawin tiba, maka umumnya semua takut mendekat jantan. Tapi kalau sudah waktunya birahi justru kebalikan, betina mengejar jantan. Semua betina menghindar bila didekati CURLY, dengan cekatan pindah pohon. Betina ini lebih lincah dalam bergerak dibandingkan dengan jantan karena betina mempunyai tubuh dan ukuran berat yang besar, hampir separuh dari ukuran jantan. Dan CURLY kalah cekatan dengan ‘perempuan hutan` ini. Namun, ada betina yang lambat pergerakannya karena sedang hamil tua, antara 8-9 bulan. Curly pun mendekatinya. Mulanya betina yang bernama Siswoyo ini menghindar, tetapi gerakannya tidak lincah dan keburu tertangkap kakinya. Curly langsung ngerjain Siswoyo. Kedua kaki Curly memegang kaki Sis dan kedua tangan Curly memegang tangan Sis (panggilan akrab Siswoyo). Siswoyo teriak dan berontak berusaha melepaskan diri, namun tak kuasa, kalah kuat. Siswi, anak semata wayang Sis yang tak tega melihat orangtuanya diperlakukan seperti itu, langsung membokong dari belakang dan menggigit tangan Curly. Namun Siswi si kecil yang bandel ini, sempat kena pukul, kesakitan dan menangis. Tapi langsung menyerang lagi berusaha melepas tangan jantan `biadab` tadi yang mencengkeram tangan induknya. Sementara induknya meronta dan berteriak, Curly dengan santainya melampiaskan nafsu birahinya. Kejadiannya begitu cepat. Kurang dari 5 menit. Siswoyo dan Siswi kemudian lari meninggalkan Curly yang duduk tenang seolah-olah tidak terjadi apa-apa, tanpa merasa berdosa. Jantan remaja, baik liar maupun rehabilitasi, sering melakukan pemerkosaan. Sekali pernah saya lihat kejadian yang sangat unik. Nampaknya diawali karena kekesalan dari sang pemuda terhadap pasangannya yang hendak selingkuh. Sang pemuda sudah 3 hari berpasangan, kemanapun selalu berdua. Makan, pindah pohon bahkan tidurpun selalu membuat sarang yang berdekatan atau dalam pohon yang sama. Pada hari keempat, dalam pacarannya, ketemu dengan jantan lain, yang lebih besar dan mungkin menurut pandangan orangutan betina, lebih cakep. Pasangan yang semula kalah perkasa, selain ukuran tubuhnya yang lebih kecil, rupanya jantan pasangannya penakut tak punya nyali untuk melindungi kekasihnya. Begitu melihat datangnya jantan yang perkasa, mengundurkan diri sebelum bertanding. Rupanya jantan yang baru datang tak menyukai betina di hadapannya yang sebelumnya berduaan dengan jantan lainnya. Walaupun nampaknya sang dara `ngebet` sekali dan mengikuti terus ke mana pergi. Di dalam perjalanan jantan bertemu dengan dara manis dari hutan, iapun pergi menjauh dan mendekati betina yang baru diketemukan. Sang pemuda pertama, pasangan gadis tadi, rupanya selalu menguntit ke mana kekasihnya pergi. Begitu jantan pendatang sudah jauh, sang pemuda dengan cepatnya pindah pohon mengejar sang gadis. Tanpa ampun lagi, gadisnya dikerjain habis-habisan. Betina remaja tak berdaya di bawah kekuasaan jantan yang sedang kesetanan. Berkali-kali gadis berontak, menggigit tangan jantan, tetapi jantan lebih kejam perlakuannya, balas menggigit. Akhirnya, sang kekasih pasrah setelah dipepetkan pada celah pohon besar. Begitu besar nafsu jantan remaja untuk membalas sakit hatinya karena sang kekasih ingin meninggalkan dia pergi ke jantan lain. Setelah merebut "buah terlarang", jantan ini pun pergi meninggalkan betina remaja yang duduk termenung di dahan. Ah..ada-ada saja kehidupan di alam ini.

AKU DAN SISWOYO

AKU DAN SISWOYO
Aku dan Sis tahun 1983, waktu pertama kali melakukan penelitian orangutan, Dia meninggal saat melahirkan anak, terlulu sering melahirkan. Biasanya orangutan, jarak kelahiran anak yang satu dengan yang lain 5-7 tahun. Tapi Sis kurang dari 4 tahun. Maklum setiap harii di Camp, badan subur dan jantanpun sering menaksirnya. Saat melahirkan ari-arinya ketinggalan, terinfeksi setelah ditemukan sudah koma. Siswoyo punya anak 3, Siswi, Simon dan Sugarjito.